Berpikir Analitis
Menurut beberapa ahli tentang berfikir analitis adalah sebagai berikut:
- Menurut Rose, Colin dan Malcom J Nicholl (2006:254), Berpikir analitis adalah menundukan suatu situasi, masalah, subjek, atau keputusan pada pemeriksaan yang ketat dan langkah demi langkah yang logis.
- Amer (2005:1), Berpikir analitis adalah kemampuan untuk memeriksa dengan penuh ketelitian,memerinci fakta-fakta, dan memikirkan kekuatan dan kelemahannya masing-masing.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, kemampuan berpikir analitis merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan proses mental dimana siswa dapat memeriksa atau menundukan suatu masalah secara rinci dengan langkah-langkah yang logis.
Ciri-ciri kemampuan berpikir analitis menurut Colin Rose dan Malcom J. Nicholl
(2002:254) “Kemampuan berpikir analitis dapat ditinjau dari berpikir analitis dalam
pemecahan masalah yaitu, mendefinisikn secara pasti apa masalah yang sebenarnya,
memiliki banyak gagasan, menyingkirkan alternatif yang paling kurang efisien dan
membuang pilihan-pilihan yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan pilihan opsi ideal dengan melihat solusi terbaik yang memenuhi kriteria yang ditetapkan, mengetahui akibat dan dampak dalam menyelesaikan masalah”. Analitis adalah
dasar dari sebuah pemikiran urut dan sistematis. Lewat berpikir analitis kita dapat menguraikan masalah ibarat menguraikan benang kusut.” Beberapa ciri-ciri analitis adalah:
1) Berpikir sistematis
2) Disiplin tinggi
3) Menghargai fakta yang disampaikan secara logis
4) Menyukai hal-hal yang terorganisir
5) Teliti dan fokus pada detil masalah
6) Cenderung kaku
7) Lama dalam mengambil keputusan
Menurut Bloom dalam Krethwohl, David dan Anderson, Lorin (2017:120) indikator berpikir analitis adalah:
- Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi), Pada tahap ini guru memberi soal berupa masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, peserta didik ditugaskan dengan memecahkan elemen-elemen atau unsur-unsur yang terdapat dalam masalah terkait. Hal ini bertujuan agar mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang akan digunakannya pada tahap berikutnya. Setelah memecah tiap-tiap elemen terkait dan mencari keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal yang menjadi fokus pada indikator ini adalah pemecahan masalah, serta pada cara/sudut pandang peserta didik dalam menganalisis tiap-tiap unsurnya. tiap-tiap unsur tersebut juga harus berkesinambungan dan berkaitan dengan kehidupan nyata.
- Analisis hubungan (identifikasi hubungan), Pada tahap ini peserta didik diharuskan menganalisis hubungan tiap unsur yang ada serta menganalisis antar hubungan tersebut. Baik itu bersifat kualitas, hal yang mempengaruhi, penghambat, dan lain-lain. Pada tahap ini indikatornya, terletak pada analisis hubungan antar unsur, pada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, pada keterkaitan dengan konsep teori yang ada, dan pada solusi yang diberikan dari peserta didik terhadap masalah yang disuguhkan.
- Analisis pengorgnisasian prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi), Pada tahap ini, indikatornya terletak pada antar prinsip-prinsip yang telah dicanangkan oleh peserta didik pada tahap sebelumnya dengan konsep teori yang relevan. Selain itu, indikator lainnya berupa pengelompokkan kembali pada unsur-unsur tadi menjadi suatu konsep baru dan mencari solusi dari permasalahan yang diajukan pada tahap sebelumnya.
Berpikir analitis adalah kemampuan untuk menganalisis data atau fakta, lalu menghasilkan perbandingan dan menarik kesimpulan yang benar dari informasi yang tersedia.
Cara melatih berfikir analitis adalah:
- Active reading. Read more books. Dengan aktif membaca, kita akan mendapat banyak pertanyaan. Semakin banyak pertanyaan, maka kita akan membuat otak kita untuk terus berpikir dan berpikir.
- Take a walk out sideBerjalan-jalan di alam juga merupakan cara sederhana untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis kita. Dengan mengobservasi lingkungan sekitar secara detail, dapat membuat pikiran kita bekerja lebih aktif.
- Practise your mathematical skills Permainan seperti puzzle Sudoku yang melatih kemampuan logika dan analisis kita dapat menjadi cara alternative yang menghibur untuk melatih keterampilan matematis kita.
- Include brain games in your list of hobbi. Permainan seperti catur yang membiasakan pemainnya untuk berfikir secara strategis merupakan cara yang menyenangkan untuk mengembangkan kemampuanberpikir anilitis kita. Jika hal tersebut sering kita lakukan, maka lama kelamaan akan menjadi hobi.
Komentar
Posting Komentar