Jenis-Jenis Asesmen Dalam Evaluasi Pendidikan

 Jenis-Jenis Asesmen Dalam Evaluasi Pendidikan



Menurut Bloom (Yusuf,2015:26), Jenis-jenis Asesmen pendidikan itu ada 4, yaitu:

1.        Asesmen diagnostik (diagnostic assesment)

Menurut (Anas Nasution: 2005) dalam Endang Lestari penilaian diagnostik yaitu penilain yang dilakukan terhadap hasil penganalisisan tentang keadaan belajar peserta didik baik merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses belajar. Fungsi dari asesmen diagnostik adalah:

a)    Untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran dalam suatu bidang study.

b)   Untuk membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami siswa waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang study atau keseluruhan program pembelajaran.

Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi hasil belajar yang diperoleh murid, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Waktu asesmen diagnostik ini, sesuai dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.

2.        Asesmen penempatan (placement assesment)

Asesmen penempatan (placement assesment) yaitu penilaian yang ditujukan untuk menempatkan siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, misalnya dalam pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada kerja kelompok dan pemilihan kegiatan tambahan. (Poerwanti, 31:2008). Adapun fungsi dari Asesmen penempatan adalah:

a)  Untuk mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh pribadinya, peserta didik tersebut ditempatkan pada posisinya. Umapamanya peserta dia berbadan kecil jangan di tempatkan di belakang, tapi sebaiknya di depan agar tidak mengalami kesulitan dalam pembelaran.

b) Untuk menempatkan peserta didik pada tempatnya yang sebenar-benarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri

c)    peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau setap program bahan yang disajikan guru.

Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi, bakat,kemampuan, pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat juga dilakukan setelah peserta didik mengikuti pelajaran selama satu semster, satu tahun sesuai dengan maksud lembaga penidikan yang bersangkutan. Waktu pelaksanaan Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.

3.        Asesmen formatif (formative assesment)

Menurut Sujana (Afandi, 2009: 5)  asesmen formatif merupakan penilaian yang menyediakan informasi kepada siswa dan guru untuk digunakan untuk memperbaiki kegiatan belajar dan mengajar. Adapun fungsi dari asesmen formatif adalah:

a)         Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan atau rencana pebelajaran. 

b)        Untuk mengetahui hingga dimana penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan dalam satu rencana atau satuan pelajaran.

Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi hasil kemajuan belajar siswa (pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap materi ajar yang di sajikan). Penilaian ini dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memeberikan umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk menentukan kemampuan peserta didik. Penilaian formatif berorientasi pada proses, yang akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki.

4.      Asesmen Sumatif (summative assesment)

  Asesmen sumatif merupakan pengumpulan informasi tentang pembelajaran yang dilakukan pada rentang waktu tertentu atau pada akhir suatu unit pembelajaran. Informasi tersebut biasa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan posisi-posisi siswa seperti pemberian lebel lulus atau tidak lulus atau sukses gagal. 

   Penilaian seperti ini misalnya ujian kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian nasional, maupun bertaraf internasional seperti PISA dan TIMMS. (Rasid Harun dan Mansur, 65:2008). Adapun fungsi dari asesmen sumatif adalah:

a)    Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program belajar dalam satu semster. yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.

b)     Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan program pembelajaran dalam satu semester, akhir tahun atau akhir program pembelajaran pada suatu unit pendidikan tertentu. 

Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi kemajuan hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pembelajaran yang diberikan). Dengan demikian ujian akhir semesteran dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif. Asesmen sumatif dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.

bagi yang mau file makalah lengkap silahkan klik Link Dibawah ini

makalah Jenis-Jenis Asesmen

Komentar

Postingan Populer